kuku ku ta setajam dahulu..
yang mampu menerkam sang baja..
taringku ta setajam dahulu..
yang mampu mematahkan belenggu kehidupan..
aku tak tau akan menjadi apa esok lusa..
tak berarti angan anganku pudar..
tak berarti kegagahanku pun roboh..
dEngAn NamA TUHAN yang maHa peNGasIh daN peNyaYang...
kuku ku ta setajam dahulu..
yang mampu menerkam sang baja..
taringku ta setajam dahulu..
yang mampu mematahkan belenggu kehidupan..
aku tak tau akan menjadi apa esok lusa..
tak berarti angan anganku pudar..
tak berarti kegagahanku pun roboh..
Bagi orang Yogja, nama itu bisa setenar nama Sultan Hamengkubuwono. Lelaki kelahiran tahun 1927 itu memang ditunjuk sebagai Juru Kunci gunung Merapi oleh Sang Sultan sejak 1982.
Demikianlah, sebuah gambaran sisi kemanusiaan dari Mbah Marijan yang suka berdzikir di Masjid di depan rumahnya itu. Sosok yang rendah hati dan sederhana. Yang memegang teguh amanat hingga akhir hayatnya meski dengan upah yang tak seberapa. Yang meyakini keterbatasan kemampuan dirinya. Yang takut akan kesombongan dan meyakini sepenuhnya bahwa pada Allah-lah pengetahuan yang ghaib dan kekuasaan yang sebenarnya.
thumbs up untuk Mbah Maridjan... meskipun kita hanya bertemu sekali.. tapi beliau adalah hamba yg taat "turu o neng njeru sek.. sesuk isuk lagi munggah" itu perkataan simbah kepada kami dulu sewaktu mau mendaki merapi...
Innailahi wainnaillahi rojiun...
jasamu ta terlupakan
ku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
dan sepi, dan sepi
merindukan seseorang yang disana....